Hampir dua minggu telah berlalu sejak banjir dan longsor menghantam Sumatera, meninggalkan jejak duka yang mendalam bagi ribuan jiwa. Ribuan keluarga kini hidup dalam ketidakpastian, rumah mereka hancur, harta benda tersapu air dan lumpur, dan rasa aman lenyap begitu saja. Hingga Senin, 8 Desember 2025, data BNPB mencatat 961 korban meninggal, tersebar di Aceh 389 jiwa, Sumatera Barat 234 jiwa, dan Sumatera Utara 338 jiwa. Selain itu, 293 orang masih dilaporkan hilang, terjebak di antara puing, lumpur, dan sisa-sisa rumah yang hancur.
Ribuan lainnya selamat, namun menderita luka-luka yang menjadi saksi bisu dari kedahsyatan bencana. Sebanyak 5.000 orang terluka, baik ringan maupun parah, termasuk 4.300 di Aceh, 112 di Sumatera Barat, dan 547 di Sumatera Utara. Setiap luka bukan sekadar fisik, melainkan bukti penderitaan dan ketidakpastian yang harus mereka hadapi setiap hari.
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan fondasi kehidupan. Dilansir dari aliansinews.id, lebih dari 157.600 rumah rusak atau hancur, 1.200 fasilitas umum, 199 fasilitas kesehatan, 534 fasilitas pendidikan, 425 rumah ibadah, 234 gedung dan perkantoran, dan 497 jembatan ikut porak-poranda. Desa-desa yang dulunya hidup kini berubah menjadi puing-puing sunyi, dan akses ke wilayah terdampak menjadi tantangan tersendiri bagi bantuan yang berusaha menembus rintangan alam.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan relawan terus bergerak menyalurkan bantuan, menembus jalan putus, longsor, dan daerah yang terisolasi. Setiap paket bantuan yang sampai ke tangan korban adalah harapan baru, cahaya di tengah kegelapan bencana. Namun di balik statistik dan angka-angka ini, ada ribuan kisah manusia yang kehilangan segalanya. Anak-anak yang menahan lapar, keluarga yang kehilangan tempat tinggal, dan warga yang berjuang bertahan di tengah kehancuran.
Setiap tetes air, setiap potong makanan, setiap bantuan yang diberikan bukan sekadar materi. Melainkan bagaikan harapan yang menyala, kekuatan untuk bangkit kembali, dan pengingat bahwa di tengah duka dan lumpur, manusia tidak pernah sendiri.
Kini, ribuan korban menunggu uluran tangan kita. Mari bersama meringankan penderitaan mereka dengan berdonasi melalui lembaga kemanusiaan terpercaya. Setiap bantuan, sekecil apapun, menjadi cahaya harapan bagi mereka yang kini sedang mengalami kesulitan. Bersama, kita bisa membantu mereka bangkit kembali. Melalui Wizstren di halaman web resmi berikut ini https://wizstren.id/program/tanggap-bencana
Sumber Gambar: www.kompas.com
Penulis: Admin Wizstren
Tags:
WIZSTREN
Kemanusiaan
Bencana Alam
Banjir