Kenyataan pahit yang sedang terjadi di Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatra kini semakin terlihat jelas. Setelah banjir besar menerjang, yang tersisa hanyalah genangan air, lumpur yang mengering, serta ribuan jiwa yang masih berjuang untuk bertahan hidup.
Dalam unggahan yang viral dari salah satu akun Instagram Influencer bernama Ferry Irwandi, seorang relawan yang rela dan sigap turun langsung ke lokasi menggambarkan situasi yang jauh lebih kelam daripada yang bisa kita bayangkan. Dengan suara bergetar, ia berjalan menyusuri rumah-rumah yang tinggal rangka, jembatan yang hanyut, dan desa-desa yang sunyi seolah ditinggalkan waktu.
Di berbagai titik terdampak, para relawan dan tim penanggulangan bencana melaporkan kondisi warga yang sangat memprihatinkan. Banyak keluarga, khususnya ibu dan anak, terpaksa bertahan di lokasi pengungsian dengan pasokan makanan yang sangat terbatas. Beberapa warga mengaku belum mendapatkan asupan makanan yang layak selama berhari-hari, sementara sebagian lainnya bahkan terpaksa meminum air yang terkontaminasi akibat keterbatasan sumber air bersih.
Upaya bantuan telah dilakukan melalui berbagai jalur. Tim kemanusiaan dari berbagai organisasi membawa beberapa ton kebutuhan pokok untuk didistribusikan. Namun akses menuju banyak desa masih sangat sulit. Jalan yang terputus, lumpur yang menutup jalur, serta wilayah yang terisolasi membuat proses penyaluran bantuan membutuhkan tenaga dan waktu yang jauh lebih besar. Dalam kondisi tertentu, bantuan harus dikirim melalui jalur udara agar dapat menjangkau masyarakat yang benar-benar terjebak tanpa akses keluar.
Situasi di lapangan memperlihatkan bagaimana bencana ini bukan hanya merusak rumah dan infrastruktur, tetapi juga merenggut rasa aman serta harapan warga. Ribuan orang kini hidup dalam ketidakpastian, menunggu bantuan sambil berupaya saling menguatkan. Relawan, aparat, dan masyarakat terus berkoordinasi untuk membuka akses yang tertutup, menyalurkan bantuan logistik, hingga menyelamatkan warga yang masih membutuhkan pertolongan segera.
Hingga saat ini Aceh masih menangis, dan Sumatera masih dilanda luka yang dalam. Di balik setiap tenda pengungsian, terdapat kisah manusia yang tengah berjuang bangkit dari kehancuran. Dari tanah yang basah oleh air mata dan lumpur bencana, suara mereka terus meminta untuk didengar. Semoga bantuan terus mengalir dan harapan perlahan kembali tumbuh.
Saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera masih menunggu uluran tangan kita. Sekecil apa pun bantuan akan sangat berarti bagi mereka.
Mari berdonasi melalui Wizstren di web resmi berikut: https://wizstren.id/program/tanggap-bencana dan bersama memberi harapan baru bagi ribuan korban terdampak.
Penulis: Admin Wizstren
Tags:
WIZSTREN
Kemanusiaan
Bencana Alam
Banjir