Dalam Lumpur dan Lapar, Harapan dan Doa Takkan Pernah Padam


Penulis: Admin Wizstren
19 Dec 2025
Bagikan:
By: Admin Wizstren
19 Dec 2025
43 kali dilihat

Bagikan:

Hujan belum berhenti mengguyur tanah Sumatra. Di balik kabut, lumpur, dan jalan yang terbelah, ribuan warga masih menunggu bukan hanya bantuan, tetapi juga harapan.

Hingga hari ini sebanyak 115 desa di Aceh masih terisolasi. Jalan menuju lokasi bencana terputus di banyak titik, membuat bantuan tersendat dan harus menempuh perjalanan panjang dengan risiko tinggi. Warga hanya bisa menunggu, sementara perut lapar dan rasa cemas terus menggerogoti.

Kondisi serupa terjadi di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Akses kendaraan sama sekali belum memungkinkan. Bantuan hanya bisa dibawa dengan berjalan kaki hingga lima kilometer, menembus hujan dan jalan licin yang rawan longsor.

Situasi belum menunjukkan tanda-tanda membaik di Sumatra Utara. Korban hilang masih dalam pencarian. Para pengungsi bertahan hidup dengan tidur beralas terpal, kekurangan air bersih, dan hidup dalam ketidakpastian. Anak-anak dan warga lanjut usia masih banyak yang belum menerima makanan, bahkan harus menahan lapar selama berhari-hari.

Aceh dan Sumatra masih belum sepenuhnya pulih. Semuanya yang telah direnggut oleh bencana. Rumah hancur, harta benda hilang, kebun dan tanah lenyap, serta rumah ibadah yang tidak lagi bisa digunakan. Tempat bernaung, tempat beribadah, sekaligus sumber penghidupan, semuanya hilang dalam sekejap.

Hujan deras yang terus mengguyur Sumatra Utara memperparah keadaan. Beberapa ruas jalan tergerus longsor, menyisakan setengah badan jalan dan memperbesar risiko akses terputus.

Di tengah keterbatasan tersebut, tim relawan Wizstren kembali bergerak. Kali ini menuju Sibolga, wilayah yang perlahan seakan tertinggal dari perhatian publik karena sulitnya akses menuju ke daerah sana. Untuk menuju Sibolga, terdapat tiga jalur utama yang harusnya bisa dilalui, namun saat ini semuanya berada dalam kondisi kritis. Jalur tersebut diantaranya:

  • Jalur Batang Toru terputus di Desa Garoga
  • Jalur Baru Lobang terputus di Desa Adiankoting
  • Jalur Barus berada di ambang putus

Bahkan, terdapat bangunan masjid yang hingga kini belum bisa digunakan, menjadi simbol luka yang belum sembuh di tengah masyarakat.

Sementara itu di bagian Sumatra Barat, meski tidak ada lagi wilayah yang benar-benar terisolasi dan masih bisa dilalui kendaraan roda dua. Ironi lain muncul, dimana bantuan menumpuk di posko-posko, dan belum sepenuhnya bisa menjangkau mereka yang membutuhkan.

Di balik angka, laporan, dan peta akses jalan, ada wajah-wajah yang menunggu. Ada anak-anak yang menahan lapar. Ada orang tua yang kehilangan rumah. Ada doa-doa yang dipanjatkan di tengah hujan, berharap esok bantuan benar-benar sampai.

Bencana ini belum usai. Dan mereka yang terisolasi masih menunggu uluran tangan sebelum harapan benar-benar ikut terputus. Bagi siapa pun yang ingin mengambil bagian dalam ikhtiar kemanusiaan ini, Wizstren membuka ruang kebaikan agar doa dapat berubah menjadi langkah nyata melalui tautan resmi berikut: https://wizstren.id/program/tanggap-bencana

Setiap dukungan yang dititipkan akan disalurkan kepada saudara-saudara kita di wilayah terdampak, menjangkau mereka yang hingga kini masih terisolasi dan belum tersentuh bantuan.

Penulis: Admin Wizstren
Tags: WIZSTREN Kemanusiaan Bencana Alam Banjir

Berita Lainnya

Mitra Yayasan Wizstren